Kamis, 04 Oktober 2018

TUMPENG DIPOTONG SALAH



Tumpeng berasal dari akronim bahasa jawa yen metu kudu mempeng. Maksudnya kalau keluar harus bersungguh-sungguh dan semangat berapi-api. Tumpeng adalah representasi hubungan Tuhan dan manusia serta manusia dengan sesama manusia itulah mengapa bentuknya mengerucut dengan satu butir nasi di ujungnya. Satu itu melambangkan Tuhan yang Maha Esa. Semakin ke bawah adalah manusia berdasar tingkat ketakwaannya. Jaman dahulu di Jawa tumpeng disajikan dalam kenduri sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Biasanya dilengkapi lauk berupa ayam ingkung, ikan, telur rebus dan urap yang masing-masing mengandung filosofi.

Seiring perkembangan jaman, tumpeng juga disajikan dalam acara ulang tahun untuk menggantikan kue atau kadang keduanya disajikan secara bersama-sama. Namun, tahukah Anda bahwa memotong tumpeng dari atas itu menyalahi filosofi tumpeng itu sendiri? Karena bentuk mengerucut itu adalah representasi hubungan manusia dan Tuhan, maka tidak boleh memotong hubungan itu. Cara memakan tumpeng yang benar adalah dengan dikepung atau setidaknya diambil sedikit demi sedikit dari bawah ke atas sampai satu butir nasi di ujungnya ikut menyatu sesuai dengan filosofi,  "menyatunya seluruh makhluk dengan Yang Esa."

Semoga bermanfaat.

#tumpeng
#tips
#budayaJawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar