Kamis, 21 Maret 2019

Manfaat Dongeng Bagi Perkembangan Anak


Beberapa waktu lalu saya membaca postingan kawan maya yang mengeluhkan kebiasaan anaknya main gadget, padahal masih balita. Ibu itu sepertinya khawatir pada perkembangan sang buah hati.

Setelah dipikir-pikir, agar kemesraan si kecil dengan gadget berkurang, ada baiknya mulai mengajak melakukan aktifitas lain. Dengan membacakan cerita misalnya.

Bercerita, yang sepertinya mulai jarang dilakukan saat ini dapat membantu pembentukan karakter anak. Mereka cenderung kesulitan mempelajari nilai-nilai moral dalam kehidupan. Pakar psikologi Sally Goddard Blythe mengatakan bahwa dongeng berperan dalam memberikan gambaran tentang rasa takut dan mimpi anak dalam kehidupan nyata lewat fantasi. Nilai-nilai yang berkenaan tentang baik dan buruk diwakili oleh tokoh-tokoh dalam cerita tersebut. Dongeng juga menunjukkan konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil. Ini akan membuat anak memahami konsep baik dan buruk dengan lebih mudah. Itu manfaat pertama.

Kedua, anak-anak akan membentuk visualisasi sendiri tentang tokoh-tokoh maupun situasi yang akan muncul dalam cerita. Ini akan merangsang kreatifitas mereka. Lama-lama jika dibiasakan seperti itu, anak akan memiliki pola pikir out of the box.

Pengalaman serupa tidak akan didapat dari menonton televisi atau pun bermain game.

Ketiga, banyak anak memiliki kebiasaan menghafal tanpa memahami subjeknya. Bercerita sebagai kegiatan rutin dapat membantu mereka menikmati dan memahami apa yang dibaca. Anak yang terlatih untuk ini, mampu memahami pelajaran dengan lebih baik.

Terakhir, cerita dengan latar budaya yang berbeda-beda akan membuat anak memahami betapa luasnya dunia. Sekaligus melatih toleransi.

Para ahli mengatakan tidak ada batasan usia yang baku kapan sebaiknya membacakan cerita pada anak mulai dilakukan. Boleh sejak berusia enam bulan atau lebih dini. Toh, tidak perlu waktu lama. Beberapa saat menjelang tidur saja sudah cukup.